Top Stories
Jumat, 25 Juli 2008

Templek daerah pengrajin genteng

0 comments

Templek adalah suatu dusun dimana mata pencaharian orang2 dari kerajinan. dusun ini layaknya dusun2 lain yang ada di daerah2 di indonesia. kerajinan yang di hasilkan adalah genteng . setiap hari masyarakat didusun ini membuat kerajinan genteng sebagai home industri. templek bukanlah satu2nya dusun sebagai penghasil genteng, banyak kota - kota di jatim yang menghasilkan genteng. tetapi kualitas genteng di dusun templek bisa di bandingkan dg kualitas genteng dari kota2 yang ada di jatim. Walaupan harga BBn melonjak masyarakat disini masih bisa bertahan untuk membuat genteng. banyaknya kendala yang dihadapi oleh masyarakat templek membuat pengrajin genteng hampir gulung tikar. mulai dari harga BBN yang naik, bahan baku yang mulai sulit di dapat, ongkos karyawan yang naik, dan penjualan genteng yang sulit. tetapi alhamdullilah tuhan masih memberi jalan untuk masyarakat templek. dengan naiknya semua kebutuhan, harga genteng juga melonjak naik. sehingga hasilnya masih bisa untuk menutupi kekurangan yang ada. Saya sangat senang hidup dikampung halamanku walaupun tempatnya banyak debu dan panas namun orang2nya rukun semua.

ini adalah bahan baku untuk membuat genteng. bahan ini di dapat dari tanah yang digali dari pekarangan kemudian dikumpulkan jadi satu. Tidak semua tanah dapat digunakan untuk membuat genteng. tanah yang dipilih adalah tanah yang berupa lempung. sebelum diproses lebih lanjut tanah ini di beri air agar tambah lunak dan memudahkan untuk di giling/diselep.Seperti gambar di bawah ini.


ini adalah model dari selep/mesin penggiling dari tanah. mesin ini menggunakan bahan bakar solar. dengan desain yang seperti anda lihat di atas mesin ini bekerja dengan memutar penggiling yang digerakkan oleh puli yang terhubung dengan putaran yang dihasilkan olh diesel. sehingga menghasilkan putaran pada molen/ 2 benda yang saling berputar untuk menggiling tanah. cara kerjanya tanah yang sudah ada tadi dimasukkan kewadah yang ada dengan menggunakan cikrak dan dimasukkan ke alat penggilingan, kemudian akan menghasilkan tanah berupa lempung seperti yang ada dibawah ini

Tanah yang tadi sudah dimasukan kepenggilingan akan keluar seperti yang anda lihat pada gambar diatas yaitu tanah sudah berubah menjadi lempung. lempung ini yang nantinya akan diproses menjadi sebuah kerajinan genteng. kemudian para pekerja mengumpulkan hasil gilingan dan dibuat seperti bundaran besar untuk dikumpulkan lagi seperti gambar di bawah

Para pekerja tersebut mengankat hasil gilingan berupa lempung untuk dikumpulkan menjadi satu yang istilah disana dinamakan Gemukan. gemukan inilah yang nantinya akan diproses dengan diiris lagi untuk dijadikan bundaran bundaran kecil yang akan diproses lagi menjadi genteng.setelah dikumpulkan sehingga menjadi gemukkan para pekerja meninjak injak lempung lagi supaya padat seprti gambar dibawah ini

Gemukan yang dinijak injak ini dimaksudkan agar gemukan yang dihasilkan tambah padat dan tambah lilit lagi. ini akan berpengaruh pada kualitas dari genteng yaitu menghasilkan genteng yang halus dan tidak jelek/brontok. setelah dinjak2 sampai padat dan mejadi gemukkan yang besar maka proses selanjutnya adalah membuat bulatan2 kecil seperti gambar dibawah

Bulatan bulatan kecil denag diameter 14 cm ini dimaksudkan untuk mempermudah proses pembuatan dari genteng. setelah dikumpulkan dalam jumlah tertentu para pekerja siap untuk mencetak genteng. dibawah ini adalah bentuk dari cetakan genteng

cara kerja cetakan ini adalah dengan mengepres.yaitu bulatan2 tadi di taruh diatas nmatras dan di pres dengan menekan alat penekanya dan di tekan lagi denagn alat yang namanya songklek supaya hasil cetakan lebih padat dan menghasilkan genteng yang berkualitas bagus. setelah selesai mengepres maka hasil cetakan akan di temapat kan lagi di alat yang namanya nampan. agar cetakan tadi tidak lengket maka sebelum mengepres maka diberi minyak dulu. gambar dibawah adalah alat nampan.

Penyangga dari nampan tersebut dapat berputas sehingga memudahkan dalam proses pembuangan sisa - sisa dari hasil press, untuk merapikan bagian yang tepi biasanya digunakan pisau. Seperti terlihat gambar berikut :

setelah dirapikan genteng yang masih basah ini ditarung di tempat yang namanya biasa disebut sebagai andang, genting ditaruh sedemikian rupa (berdiri), andang ini terbuat dari dari bambu, andang adalah tempat penyimpan sementara genting yang masih basah, setelah 2 atau 3 hari, genting yang sudah agak mengering harus dipanaskan dengan bantuan sinar matahari, orang disini biasanya menaruh dipelataran pada pagi hari dan ketika sore dimasukkan kembali, proses ini sangat tergantung pada cuaca, jika musim penghujan, kegiatan menjemur atau mepe ini akan sangat terganggu.

Gambar genteng yang ditata di andang. Sementara gambar proses penjemuran seperti ini :

Proses ini dilakukan sampai genteng - genteng betul - betul kering, genteng yang kering biasanya di simpan di Los, Los adalah tempat pembuatan genteng, setelah beberapa ribu genteng kering, genteng tersebut ditata kedalam ruang pembakaran yang biasa disebut Jobongan. Genteng yang kering tersebut ditata sedemikian rupa di dalam Jobongan proses ini disebut dengan Ngringgi, setelah ditata, pinggir - pinggir dari pintu untuk memasukkan genteng ke Jobongan di tutup dengan menggunakan Lumpur. Gambar situasi Jobongan seperti dibawah ini :

Gambar diatas adalah Jobongan dilihat dari pintu yang digunakan untuk memasukkan genteng kedalam Jobongan. Sementara jika Jobongan dilihat dari luar yaitu tempat memasukkan bahan bakar kayu gambarnya seperti ini :

Lubang ini memanjang dari ujung jobongan ke ujung yang lainnya, sehingga pada saat memberikan bahan bakar kayu, panasnya dapat merata di semua sisi. Dalam pembakaran diperlukan banyak pengalaman, banyak kejadian genteng diabagian bawah sudah molet hitam sementara genting dibagian atas masih belum matang, hal itu biasanya disebabkan oleh pemberian api yang terlalu besar. Pembakaran biasanya dilakukan sehari semalam atau melihat ciri-ciri khusus bila suatu genteng sudah matang. Setelah genteng matang, api dimatikan dan dibiarkan 3 sampai 4 hari agar panasnya hilang, setelah panasnya hilang genteng yang sudah matang siap ditata diluar untuk dipasarkan, proses pengambilan Genteng dari Jobongan disebut Umbal. Berikut hasil tatanan genteng matang yang siap untuk dipasarkan :

Genteng Pada gambar diatas sudah siap untuk dipasarkan.

Comments
0 Comments

Berikan Komentar :

Blog ini

Blogroll

Konstruksi

Blogger Stuff

Link

Sign-upReceive our news via e-mail

Stay Connected with Yoko Hendrik